ENTERJATIM.COM – Di pasar komoditas global, harga gandum tercatat di kisaran US$ 526,25 per bushel pada data terbaru dari Bursa–Futures.
FT Markets
+2
Trading Economics
+2
Penurunan tipis -0,14% dibanding hari sebelumnya menunjukkan bahwa meskipun pasar global menghadapi tantangan, tekanan ke bawah masih lebih dominan pada gandum dibanding banyak komoditas lain.
Sementara itu di Indonesia, meski tidak ada data hari-ini spesifik yang mencatat perubahan harga gandum secara harian, beberapa laporan nasional menyoroti kondisi yang relevan: Indonesia masih bergantung sepenuhnya pada impor gandum karena tidak memproduksi secara signifikan sendiri.
Grain Central
+2
UkrAgroConsult
+2
Data import 2023-24 menunjukkan kenaikan signifikan, dengan harga impor tercatat naik antara US$ 0,17-0,25 per kg pada 2024.
Tridge
Tadinya, peningkatan impor ini dipicu oleh pertumbuhan konsumsi tepung dan pakan ternak serta melemahnya rupiah.
Grain Central
+1
Dari penggabungan kondisi global dan nasional tersebut muncul implikasi berikut: pertama, meskipun harga gandum global sedikit turun, impor Indonesia tetap tertekan oleh faktor valuta (rupiah) dan biaya logistik. Artinya, keuntungan dari penurunan harga global tidak otomatis menyentuh konsumen atau produsen lokal dengan cepat. Kedua, karena Indonesia bergantung impor dan telah mencatat lonjakan volume impor dalam tahun-terakhir, fluktuasi nilai tukar dan kondisi pasar global menjadi sangat penting untuk stabilitas harga domestik gandum dan turunannya seperti tepung.
Dengan demikian, meski harga global gandum tampak relatif stabil atau sedikit terkoreksi, bagi pasar dalam negeri seperti Indonesia—yang menghadapi tantangan kurs dan logistik—situasi tetap berisiko terhadap kenaikan harga pangan berbasis gandum ke depan. Pemerintah dan pelaku industri diharapkan memantau kedua sisi ini (pasar internasional dan situasi domestik) agar dampak ke konsumen bisa ditekan. (UHP)




